KARNA KEWAJIBAN MANUSIA DI DUNIA ITU ADALAH BERIBADAH DAN IBADAH YANG DI HISAB PERTAMA KALI ADALAH SHOLAT MAKA MUDAH - MUDAHAN POSTINGAN HASIL COPY PASTE INI BISA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
tacara Solat
Solat Wajib dan Praktiknya
* Syarat-syarat Sah Solat
* Praktik Solat
o Berdiri Tegak Lurus
o Takbiratul Ihram
o Do’a Iftitah
o Ta’awwudz
o Al Fatihah
o Ruku
o I’tidal
o Sujud Pertama
o Duduk di Antara dua sujud
o Sujud Kedua
o Berdiri Pada Rakaat Kedua
o Ruku di Rakaat Kedua
o Bangun dari Ruku
o Sujud Petama pada rakaat kedua
o Duduk diantara dua sujud di rakaat kedua
o Sujud Kedua pada rakaat kedua
o Duduk tahiyyat
o Memberi Salam
Syarat-syarat Sah Solat
Apabila kita sudah mempunyai air wudhu bererti kita sudah siap untuk
mengerjakan solat. Kita boleh solat dimana saja asalkan di tempat suci.
Suci disini maksudnya adalah tidak bernajis. Boleh menggunakan
alas seperti sajadah atau apa saja yang bersih, sekalipun tidak memakai alas sama sekali, seperti di atas bumi. Meskipun demikian, yang penting dipersiapkan sebagai persyaratan shalat ialah:
1. Menutup aurat bagi lelaki iaitu antara pusat dengan lutut. Aurat
wanita, seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan. Menutup aurat
boleh dengan apa saja
asal suci, tidak tembus pandang seperti plastik bening atau benda semacam lainnya.
2. Menghadap ke arah kiblat, yaitu Ka’bah di Makkah. Bila tidak memungkinkan, misalnya di atas kereta api, kapalterbang atau
tak diketahui sama sekali, maka hadapkanlah wajah kita ke mana saja yang kita merasa condong bahawa itu adalah kiblat.
3. Harus mengetahui dengan yakin sudah berada dalam waktu solat yang hendak dikerjakan.
4. Yakin bahawa badan, pakaian, dan tempat solat suci dari najis.
5. Suci dari
hadas besar dan hadas kecil.
Praktik Solat
Sesudah mempunyai air wudhu’ dan siap untuk solat, maka kita segera dapat memulainya dengan urutan sebagai berikut.
Berdiri Tegak Lurus
Berdiri tegak lurus dengan menghadap ke arah kiblat, disertai dengan
niat: “Aku solat…(zuhur, misalnya), wajib kerana Allah”. “Usalli
fardhu…(Zhuhrii), lillahii ta’ala”
Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sampai menyentuh telinga diiringi dengan
membaca:
Allahhu Akbar (Allah Maha Besar) (1x)
Ucapan “Allahhu Akbar” disebut Takbiratul Ihram (hukumnya wajib)
kemudian pada saat peralihan gerak atau sikap, sangat dianjurkan
mengucapkan takbir “Allahhu Akbar”. Yang perlu diperhatikan, apabila
takbir dilakukan dalam keadaan berdiri, maka sebaiknya pengucapan takbir
ini disertai dengan mengangkat kedua tangan seperti pada sikap
takbiratul ihram. Dan apabila perpindahan gerak atau sikap terjadi dalam
keadaan duduk, maka ucapan takbir tidak perlu disertai dengan
mengangkat kedua tangan. Semua ucapan takbir dalam shalat hukumnya
sunnat, kecuali takbir yang pertama yaitu takbiratul ihram.
Doa Iftitah
Selesai membaca takbiratul ihram, tangan langsung disedekapkan ke
dada. Yang kanan menghimpit tangan kiri, pergelangan sejajar dengan
pergelangan. Kemudian membaca doa iftitah (doa permulaan dan atau doa pembuka) yaitu:
Innii wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha
haniifan musliman wamaa ana minal musyrikiin. Inna salaati wa nusukii wa
mahyaayaa wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa
bizdaalika umirtu wa ana minal muslimin.
Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menjadikan langit dan bumi,
dengan keadaan suci lagi berserah diri; dan aku bukanlah dari golongan
orang-orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya
semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam. Tidak ada sekutu baginya,
demikian akau diperintahkan, dan aku adalah termasuk kedalam golongan orang-orang yang berserah diri.
Membaca do’a iftitah hukumnya sunnat. (Selain doa tersebut di atas,
masih ada doa’a-do’a iftitah yang lain yang biasa juga dibaca oleh
Rasulullah s.a.w.).
Ta’awwudz
Selesai membaca do’a iftitah, lalu membaca “ta’awwudz”. Bacaan t’awwudz hukumnya sunnat. Lafazhnya yaitu:
A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim
Aku berlinding kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk.
Al Fatihah
Seudah ta’awwudz, lalu membaca surah Al Fatihah. membaca surah Al Fatihah pada setiap rakaat solat (wajib/sunnah) hukumnya wajib.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil’aalamin
Arahmaanirrahiim Maaliki yawmiddiin Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
Ihdinash shiraathal mustaqiim Shirathal ladziina an’amta alaihim
gahiril maghdhuubi’alaihin waladh dhaalliin Aaamiin
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang memelihara sekalian Alam Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang Yang merajai hari pembalasan Hanya kepada-Mu kami
meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan Tunjukilah kami
jalan yang lurus Jalan mereka yang Engkau beri ni’mat, bukan jalan
mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Kabulkanlah
permohonan kami,ya Allah!
Sesudah membaca Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua pada solat wajib, kita disunnatkan membaca surah-surah atau ayat yang lain. Pada rakaat selanjutnya yaitu ketiga dan/atau keempat, kita hanya diwajibkan membaca
Al Fatihah saja, sedangkan pembacaan surah atau ayat lainnya tidak
diwajibkan. Surah-surah atau ayat-ayat Al Quran yang diinginkan dapat
saja kita pilih diantara sekian banyak surah dari Al Quran. Sebaiknya
usahakanlah tetap membaca surah atau beberapa ayat Al Quran sesudah al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua (pada solat wajib) misalnya:
Wal ashri innal insaana lafii khusrin illaladziina ‘aamanu wa’amilus
shaalihaati watawaashaw bil haqqi watawaashaw bis shabri (QS)
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali
mereka yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang berwasiat pada
jalan kebenaran dan mereka yang berwasiat pada ketabahan.”
Ruku
Di dalam ruku membaca :
1. Subhaana rabbiyal azhim (3x) (“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”)
atau
2. Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfirlii (“Maha
suci Engkau ya Allah, ya Tuhan Kami, dengan memuji Engkau ya Allah,
ampunilah aku”)
*Boleh dipilih salah satu di antara kedua do’a tersebut.
I’tidal
I’tidal atau bangun dari ruku seraya mengangkat kedua tangan membaca:
Sami’allaahu liman hamidah. Rabaanaa walakal hamdu. (Maha mendengar Allah akan pujian orang yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, untuk-Mu lah segala puji.”)
Bagi orang yang telah lancar bacaannya, maka pujian bangun dari ruku dapat diperpanjang dengan:
“Mil-ussamaawaati wa mil ul ardhi wa mil-umaa syi’ta min sya-in
ba’du” (Untuk-Mu lah segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa
yang Engkau kehendaki.)
Sujud Pertama
Bacaan dalam sujud:
Subhaana rabbiyal a’la (3x) (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi_
Atau boleh juga membaca pujian seperti pujian No. 2 dalam ruku yaitu:
Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii
(Mahasuci Engkau ya Allah, ya Tuhan kami, dengan memuji Engkau ya Allah,
ampunilah aku)
Duduk Diantara Dua Sujud
Ketika duduk diantara dua sujud membaca:
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii (Ya
Allah, ampunilah hamba, kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah
hamba, dan berilah hamba rizki.)
Atau boleh juga membaca:
Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii,
wa’afinii, wa’fu’annii. (Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku,
cukupilah aku, angkatlah derajatku, ber rizqilah aku, tunjukilah aku,
sehatkanlah aku, dan maafkanlah segala kesalahanku.)
[ kembali ke atas ]
Sujud Kedua
Bacaan dalam sujud kedua, sama dengan bacaan dalam sujud pertama yaitu:
Subhaana rabbiyal a’la (3x)(Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi)
Bacaan-bacaan dalam ruku, i’tidal, sujud, dan ketika duduk diantara dua sujud dalam solat, semuanya sunat (tidak wajib) yang amat dianjurkan.
Berdiri Pada Rakaat Kedua
Sikap berdiri pada rakaat kedua sama dengan sikap berdiri pada rakaat
pertama, yaitu dengan bersedekap tangan ke dada, yang kanan di atas
yang kiri.
Mulai dengan membaca ta’awwudz:
A’uudzu billaahi minasy syaithaanirrajiim (Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan syaithan yang terkutuk.)
Kemudian diteruskan dengan membaca surah Al-Fatihah.
Sesudah membaca Al-Fatihah, kembali pada rakaat kedua ini dianjurkan untuk membaca pula satu surah atau beberapa surah atau ayat-ayat suci Al Quran. Kemudian kembali melakukan ruku.
Ruku di Rakaat Kedua
Sikap dan bacaan ruku di rakaat kedua ini sama dengan sikap dan bacaan pada ruku di rakaat pertama.
Bangun dari Ruku
Sama dengan I’tidal pada rakaat pertama, bangkit serta mengangkat kedua tangan seraya membaca do’a i’tidal.
Sujud Pertama pada Rakaat Kedua
Bacaan di dalam sujud ini sama dengan bacaan pada sujud di rakaat pertama.
Duduk Diantara Dua Sujud
Bacaan doa ketika duduk diantara dua sujud pada rakaat kedua sama dengan bacaan pada rakaat pertama.
Sujud Kedua Pada Rakaat Kedua
Sikap dan bacaan pada sujud kedua pada rakaat kedua sama juga dengan sikap dan bacaan pada sujud-sujud sebelumnya.
Duduk Tahiyyat
Sikap duduk pada tahiyyat pertama (Tawarruk, keadaannya sama ketika
duduk antara dua sujud menduduki kaki kiri, sedang kaki kanan tegak
dengan jarijari kaki menghadap kiblat). Lain dengan sikap duduk pada
tahiyyat kedua atau tahiyyat akhir (ifti-rasy, kaki kanan ditegakkan
dengan jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat).
Bacaan ketika tahiyyat ialah:
At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu waththayibaatu
Semoga kehormatan untuk Allah, begitu pula segala do’a dan semua yang baik-baik.
Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untukmu wahai para Nabi, dan rahmat Allah serta barakah-Nya.
Assalaamu’alainaa wa’ala ibaadillahis shaalihiin
Salam sejahtera untuk kami dan untuk para hamba Allah yang saleh
Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya
Contoh di atas adalah praktek solat subuh 2 rakaat. Bila Anda solat
Maghrib 3 rakaat, maka bacaan tahiyyat pertama rakaat kedua cukup
samapai pada “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad” dan akhir rakaat ketiga
bacaan tahiyyat dibaca dengan sempurna samapi “hamiidun majiid”. Setelah
itu memberi salam.
Bila anda solat 4 rakaat, yaitu Zohur, Ashar, atau Isya, maka akhir
rakaat kedua persis sama dengan akhir rakaat kedua solat Maghrib. Pada
akhir rakaat ketiga, tak ada tahiyyat, dan pada akhir rakaat keempat
barulah anda sempurnakan bacaan tahiyyat hingga “hamiidun majiid”, lalu
memberi salam sebagai akhir dari shalat.
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin, kamaa
shallaita ‘alaa Ibraahim wa’alaa aali Ibrahim, wa baarik ‘alaa
Muhammadin, kama baarakta ‘alaa Ibrahiima wa’alaa aali Ibraahima, fil
‘aalamiina innaka hamiidun majiid.
Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.
Memberi Salam
Menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai tahiyyat, anda memberi salam dengan membaca:
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh (Salam sejahtera untukmu, rahmat Allah dan berkat-Nya.)
Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Perhatian:
Ketika membaca tasyahhud (asyhadu..) dalam tahiyyat, telunjuk kanan
digerakkan ke atas bagai meyakinkan bahawa Allah itu hanya Esa.
sumber terkait : http://syazuan.blogspot.com/2006/10/tatacara-solat.html